Quote from Oprah Winfrey

19.06 Elizabeth Grace S. 0 Comments





0 komentar:

Wishlist (2)

22.06 Elizabeth Grace S. 1 Comments

Beberapa hari yang lalu saya membaca artikel di Daily Mail tentang seorang wanita bernama Laura Lynne Jackson yang mempunyai dua pekerjaan yang tidak saling berhubungan bahkan berbeda satu sama lain. Laura sehari-hari bekerja sebagai guru Bahasa Inggris, dan ia merupakan psychic medium bersertifikasi dari pemerintah di negaranya. Laura dapat berinteraksi dengan orang-orang yang sudah meninggal, ia menyebutnya "Other Side". Baru-baru ini Laura menerbitkan bukunya yang berjudul The Light Between Us:Stories From Heaven. Lessons For The Living. Buku ini mengisahkan berbagai pengalaman Laura membantu keluarga yang ditinggalkan untuk menerima pesan dari orang-orang yang mereka cintai-walau mereka sudah tiada.
Berikut deskripsi bukunya:
For readers of "Proof of Heaven," the astonishing story of a woman with an extraordinary psychic gift and a powerful message from the Other Side that can help us to live more beautifully in the here and now. 
Laura Lynne Jackson is a wife, a mother, a high school English teacher and a psychic medium. Where most believe an impenetrable wall divides the world between the living and the dead, Jackson sees bright, brilliant cords of light that pass through a barrier as thin as a sheet of paper. Her gifts tested and verified by some of the most prominent scientific organizations studying paranormal phenomena, Jackson has dedicated her life to exploring our connection to the Other Side, conversing with departed loved ones, and helping people come to terms with loss. In "The Light Between Us, " she shares her remarkable journey and the lessons in love she s learned along the way. 
Jackson is just a child when she first realizes she is different from her peers. She has tremendous empathy and often finds herself overcome by the emotions of those around her. She has premonitions about friends and family members that leave her feeling helpless, sad, and confused. She confides in her mother and learns that the gift runs in the family. 
For twenty years Jackson leads a double life. By day, she teaches literature to Long Island high school students. At night, in private, she conducts readings that connect people with loved ones who have passed and imparts information with shocking accuracy and insight. And then one day, her two worlds become one and she comes to fully embrace her gift and her purpose. 
Jackson writes with clarity and grace, using her unique perspective to address the eternal questions that vex us all: Why are we here? What happens when we die? How do we find our true path in this life? Here too are deeply affecting accounts of ordinary people reunited with their departed friends and family members true stories of forgiveness and reconciliation that transcend the barrier between life and death. 
"The Light Between Us" provides guideposts for living a rich and fulfilling life. In her beautiful worldview, Laura Lynne Jackson reminds us that our relationship to those we love endures across space and time; that we are all connected and invested in one another s lives; and that we are here to give and receive love selflessly. Her story offers a new understanding of the vast reach of our consciousness and enlarges our view of the human experience. 
Praise for "The Light Between Us" 
A brilliant milestone marking our passage toward comprehending the deeper truths of our existence. Eben Alexander, M.D., author of"Proof of Heaven"and"The Map of Heaven" 
I read "The Light Between Us" with great joy, savoring the wonderful stories and messages of hope. It is a book filled with wisdom and love, exploring the deep bonds that keep us eternally connected to our soul mates. Brian L. Weiss, M.D., author of "Many Lives, Many Masters" 
Compelling, riveting, and a spiritual game-changer . . . For those suffering a terrible loss, you will find peace and comfort in her story. For those who question the afterlife, you will become a believer. Laura Schroff, author of "An Invisible Thread" 
Straightforward, unassuming, and profoundly generous . . . Brave, honest, and beautiful, this book is a treasure. Mark Epstein, M.D., author of "Going to Pieces Without Falling Apart" 
One of the most insightful and inspiring books about mediumship I have ever read . . . destined to become a classic. Gary E. Schwartz, author of "The Afterlife Experiments "and" The Sacred Promise""

Saya penasaran dan ingin sekali membaca buku ini, mengetahui kisah-kisah yang dialami Laura dengan pekerjaan gandanya. 
Buku tersebut dapat dibeli di opentrolley, sayangnya harganya memang belum terlalu ramah :p nabung nabuuung!




 

1 komentar:

Doesn't need a title

22.05 Elizabeth Grace S. 0 Comments

Overthinking
Upset
Argh.
I don't belong with them
and
I don't want to spend my whole life with them
Them.
Such a big mouth people.
Oh they need a big mirror, believe me.



0 komentar:

Selamat Ulang Tahun, Kezia!

06.25 Elizabeth Grace S. 0 Comments




Dahulu malam-malam tanggal 25 Juli 2003, Papa membangunkan tidurku untuk membawaku menemuimu. Saat itu aku hanya sekilas melihatmu melalui dinding kaca, berjajar pulas dengan belasan bayi lainnya. Ku jenguk Ibu sebentar, melihat perutnya yang dibalut perban putih bekas karya para dokter yang dibuat sebagai jalan keluarmu. 

Sampai di rumah, Papa tak lekas berstirahat. Ia menggali tanah sebelah barat rumah kita untuk menanam ari-ari mu. Menuruti kehendak Eyang, Papa meminta buku dan pensilku untuk dimasukkan bersama di dalam lubang itu. Katanya agar kelak menjadi anak pandai. Itulah saat pertama aku jengkel padamu. Masih kuingat bahwa buku dan pensil itu berwarna hijau kesukaanku.

Sampai sekarang pun aku juga masih sering jengkel padamu. Kita selalu serupa. Sampai saat membeli baju pun kamu hanya berkata "kayak kakak". Jengkelku bukan berarti tidak suka. Aku tau itu tanda sayangmu padaku.






Saat Papa atau Ibu marah, kita selalu ada untuk membela satu sama lain. Saat Papa ingin mencium kita, bersama-sama kita berlari menjauh. Malam hari, kita tak pernah melewatkan saling membisikkan ucapan selamat tidur. Kompak.
Kebiasaan kita yang sering bertengkar pasti membuat lelah Papa dan Ibu untuk terus mengingatkan dan melerai. Padahal tanpa mereka tahu, kita tak butuh waktu lama untuk kembali berpelukan dan tidur siang bersama.
Sabtu dan Minggu pagi merupakan hari yang menyenangkan karena disitulah kita biasa mengisi TTS berdua, dengan penuh gaduh kita mencari kartu pos, dan bersepeda bersama untuk mengirimnya.
Baru saja kamu memasuki sekolah di tingkat yang lebih tinggi. Jaga dirimu. Pandailah memilih teman dan aktivitas yang baik. Akan ada saatnya, ketika Kakak dan kamu terpisah jarak, demi untuk mencapai impian. Ketahuilah, aku akan selalu merindumu, memikirkanmu. Aku akan selalu rindu pelukanmu, dan usapan tanganmu di punggungku yang mengolesiku dengan minyak. Kakakmu ini memang masuk anginan :3

Kezia, selamat ulang tahun. 12 tahun usiamu. Semoga sehat bahagia selalu, berpikir dan berkelakuan semakin baik. I love you, I'll never stop.

0 komentar:

lies.

05.34 Elizabeth Grace S. 0 Comments


"Tell a lie once, and your truths become questionable."




0 komentar:

Wishlist

06.07 Elizabeth Grace S. 0 Comments

Untuk masalah buku, belakangan ini saya bosan membaca kisah-kisah cinta ringan semacam teenlit atau metropop. Saya lebih suka membaca buku tentang detektif semenjak Robert Galbraith aka J. K. Rowling menelurkan The Cuckoo's Calling dan The Silkworm. Saya juga ingin membaca buku-buku yang bisa "menguatkan", memaknai hidup, bersyukur, dan mengingatkan saya saat berada di masa sulit. Banyak maunya memang. Setelah melihat-lihat beberapa toko buku online, saya jadi ingin membeli banyak buku. Namun masih berat di dompet. :D
Inilah beberapa book-wishlist saya:

1. Seriously I'm Kidding - Ellen Degeneres


Saya tahu Ellen DeGeneres dari tayangan The Ellen Show yang ada di Youtube sekitar tahun 2011. Semenjak itu saya menjadi penggemarnya. Ellen orang yang luar biasa. Ia berani mengakui bahwa dirinya "beda"dari orang lain. Ellen tidak terpuruk atau jatuh namun ia menggunakan dirinya untuk dapat menginspirasi orang lain. Saya juga suka mengikuti kisah cintanya bersama istrinya, Portia de Rossi. Saya baru tahu kalau ia juga menulis buku sekitar setengah tahun ini, dan sampai saat ini belum kesampaian beli bukunya. Huaaa :(

2. Very Good Lives - J. K. Rowling


Very Good Lives ini katanya pidato inspiratif J.K. Rowling. Saya sangat tahu kalau Rowling merupakan orang dengan pikiran yang luar biasa, maka dari itu saya tak sabar ingin membacanya. Cerita-cerita imajinatifnya saja sangat mengesankan, apalagi yang menginspirasi seperti ini.

 3. Building A Framework

Buku ini karya Abby Lawson, seorang wanita yang suka menulis blog. Ia menuturkan bagaimana membuat blog lebih enak dilihat, banyak dikunjungi, bagaimana menulis di blog agar menarik, dll. Sayangnya saya cari di beberapa toko buku online kok tidak ada. Jadi harus membelinya di blog Abby langsung.

Pengen bangeeeeeeet segera punya dan dibaca, still counting!

0 komentar:

Kemana Malam Minggumu?

05.26 Elizabeth Grace S. 0 Comments



Bosan menghabiskan waktu sabtu malam di rumah saja? Teman-teman sudah punya acara sendiri? Bukan berarti kita harus bersedih karena bosan dan tidak ada yang bisa dikerjakan. Ada beberapa pilihan tempat atau kegiatan yang biasanya saya lakukan kalau mengalami problem malam-minggu-mau-ngapain.

1. Bioskop
Bioskop merupakan pilihan pertama saat saya bosan di rumah saat malam minggu. Menonton film sendirian juga bukan masalah buat saya, tapi sejauh ini belum pernah sih :p Sebelum pergi ke bioskop sebaiknya kita sudah punya pilihan mau nonton apa saja agar tidak binguung dan salah pilih.

2. Mall
Pergi ke mall bukan berarti harus belanja. Jalan-jalan aja keliling mall sampai capek, terus cari makan, dan pulang deh :o

3. Kafe atau tempat makan-minum yang nyaman
Me time sendirian di kafe ditemani laptop, smartphone, atau buku bacaan juga merupakan salah satu pilihan saya. Biasanya tempat kesukaan saya itu di Angkringan Klangenan, Bukan kafe sih, karena ini mengadopsi angkringan pinggir jalan. Tempatnya di daerah Patangpuluhan Jogja. Selain tempatnya nyaman, homy, juga tersedia Wifi.

4. Warnet
Kalau benar-benar malas kemana-mana, mood buruk, saya lebih suka ke warnet. Selain meng-update film baru, bisa juga update blog, Youtube, dll. Warnet kesukaan saya ada di daerah Tamansiswa, namanya Plaza Internet Cafe.

Jadi sudah tahu kemana malam minggumu kali ini?

0 komentar:

random

04.38 Elizabeth Grace S. 0 Comments


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

:p :p :p :p :p :p :p



















Alangkah beruntungnya wanita yang lelakinya tetap menyempatkan waktu di tengah pekerjaannya, barang sebentar, untuknya.
Alangkah beruntungnya wanita yang lelakinya mengingatnya walau saat sibuk sekalipun.
Alangkah beruntungnya wanita yang lelakinya mengucapkan betapa sayangnya ia pada si wanita, tanpa diminta atau ditanya.
Alangkah beruntungnya wanita yang lelakinya menerimanya apa adanya, apapun keadaannya.

0 komentar:

Marah

23.53 Elizabeth Grace S. 0 Comments



Saya percaya ada banyak hal diluar kemampuan kita yang tidak bisa kita jangkau atau kendalikan. Rencana yang sudah matang pun bisa saja batal secara mendadak. Hal-hal itulah yang saya rasakan beberapa akhir ini. Paling kesal ya ini: tertunda terjun lapangan untuk wawancara. Bamyaknya teman yang sudah wisuda, foto-foto ceria mereka setelah pendadaran, ucapan selamat yang terus mengalir bertebaran di seluruh penjuru media sosial. Lebay. Biarin dah. Itulah pressure yang sangat membuat tingkat emosi jadi meledak-ledak. Saya kan juga ingin cepat-cepat pendadaran dan wisuda! Sampai-sampai adik saya bertanya,"kok cemberut terus kak? bosan di rumah ya?".
Semua penghuni rumah tak luput dari kekesalan dan nada suara yang meninggi. Untungnya mereka memahami apa yang membuat saya stres seperti itu. Sampai saat saya selesai mandi kemarin, saya tiba-tiba menangis di depan kaca. Saya tidak mau jadi orang yang pemarah, cemberut, atau menyebalkan seperti itu. Saya tahu semua yang terjadi ini ada campur tangan Tuhan. Mungkin dengan tertundanya kegiatan saya ini, saya dapat lebih mematangkan hal apa saja yang akan saya gali saat wawancara. Saya meminta maaf pada-Nya karena menjadi orang yang tidak menyenangkanNya akhir-akhir ini. Saya percaya tiap orang sudah diberi waktu terbaik untuk mencapai apa yang diinginkannya, sepanjang ia berusaha. Saya percaya, the best is yet to come.

Marah boleh, tetapi ada aturannya juga.

0 komentar:

Review: CLEAN & CLEAR

22.22 Elizabeth Grace S. 2 Comments


Sudah setengah tahun lebih saya bemasalah dengan munculnya banyak jerawat di wajah. Jerawat ini pun datangnya tak tanggung-tanggung, langsung gerombolan, besar, dan merah. Semenjak masa puber, baru kali ini punya jerawat yang susah sekali hilangnya. Setelah sembuh satu, muncul lagi yang lain. Setau saya jerawat itu bisa datang karena banyak hal, misalnya karena banyak makan makanan yang tidak sehat, kurang sayur dan buah, sarung bantal yang kotor, atau wajah yang tidak dirawat kebersihannya. Ibu saya rutin memasak sayur dan saya suka membeli buah-buahan, rasanya kok tidak mungkin kalau hal ini menjadi penyebab munculnya si jerawat. Sarung bantal, guling, seprai pun rutin diganti. Nah untuk kebersihan wajah? Saya memang orang yang tidak terlalu memperhatikan produk-produk untuk wajah, bahkan untuk cuci muka saja saya menggunakan sabun mandi. Kalau wajah berminyak setelah aktivitas paling cuma saya lap memakai tisu. Kemalasan dan kecerobohan saya ini yang kemudian membuat saya mulai memperhatikan kebersihan dan kebutuhan kulit wajah dengan mencari sabun cuci muka yang cocok. Saya tahu Clean & Clear dari iklan di tv yang menampilkan beberapa anak remaja perempuan dengan muka imut mulus tak berjerawat. Iseng lah saya membeli Clean & Clear Essentials Foaming Facial Wash yang ukuran kecil sekedar untuk coba-coba. Clean & Clear Essentials Foaming Facial Wash ini berwarna oranye, terletak di paling kanan dalam foto di atas.
Berikut tulisan yang ada di botolnya:
Clean & Clear Essentials Foaming Facial Wash, oil-free, tidak menyumbat pori. Membersihkan tanpa menyebabkan kulit kering. Membantu mencegah jerawat, minyak berlebih, dan komedo.
Busanya banyak, wanginya netral cenderung seperti sabun antibakteri, tidak perih di wajah. Awal pemakaian memang masih belum terlihat efeknya karena mungkin masih tahap penyesuaian dengan kulit. Biasanya setelah cuci muka dengan Clean & Clear Essentials Foaming Facial Wash, saya memakai obat jerawat dari Sariayu, kapan-kapan akan saya review. Setelah sekitar 3 hari jerawat saya mulai berangsur kering dan berkurang.

Setelah botol kecil tadi habis rencananya saya mau membeli lagi dengan botol ukuran besar namun produk Clean & Clear yang ada di rak hanya Clean & Clear Fruit Essentials Facial Cleanser Brightening Lemon, Apple, dan Berry. Nah karena saya sudah mencari ke dua minimarket berbeda namun tetap tidak ada produk yang saya maksud, jadi saya memutuskan untuk membeli yang lemon. Clean & Clear Fruit Essentials Facial Cleanser Brightening Lemon ini tidak seperti produk sebelumnya, terdapat butiran-butiran dalam gelnya, berwarna kuning, terletak di paling kiri dalam foto di atas.
Berikut tulisan yang ada di botolnya:
Clean & Clear Fruit Essentials Facial Cleanser Brightening Lemon, oil-free, won’t clog pores, with bursting beads natural lemon extracts brighten skin.
Busanya banyak tetapi saat dibasuh dengan air masih terasa licin. Saya tidak suka sabun yang meninggalkan efek licin di kulit karena terasa tidak benar-benar bersih. Jadi setelah produk ini habis, saya tidak akan membelinya lagi. Saya lebih cocok menggunakan Clean & Clear Essentials Foaming Facial Wash, untungnya saya sudah mendapatkannya lagi. Yes.

Tidak berhenti pada sabun cuci muka, saya kemudian mencari produk Clean & Clear lainnya yang sekiranya cocok untuk menangkal jerawat-jerawat nakal. Saya pun mencoba Clean & Clear Essentials Oil-Control Toner untuk membersihkan wajah.
Berikut tulisan yang ada di botolnya:
Clean & Clear Essentials Oil-Control Toner, oil-free, tidak menyumbat pori. Bekerja ke dalam pori untuk membersihkan minyak, membantu mencegah jerawat, minyak berlebih, dan komedo.
Baunya enak, dapat membuat rileks, jadi semangat untuk membersihkan wajah. Clean & Clear Essentials Oil-Control Toner ini terletak di tengah dalam foto di atas. Karena merasa cocok rencananya saya mau membeli yang ukuran besar untuk persediaan di rumah, dan botol kecil itu untuk dibawa kemana-mana. Sejauh ini saya sukaaaa dengan produk Clean & Clear.

2 komentar:

MASAK LAGI: TELUR PUYUH KECAP BERTABUR TOMAT

22.02 Elizabeth Grace S. 0 Comments


Minggu lalu saya dan adek mengambil jadwal sore untuk kebaktian Gereja sehingga ada kesempatan untuk bangun lebih siang. Setelah cuci muka dan beberes kamar, rencananya saya mau sarapan. Saya merasa beruntung memiliki Ibu yang bisa memasak tiap hari, enak pula. Sayangnya saya lupa kalau itu hari Minggu. Ibu biasanya libur memasak setiap hari Minggu dan membeli soto sebagai gantinya. Mumpung dapur sepi, saya pun terpikir untuk memasak. Entah masak apa. Yang penting masak sendiri. :p
Akhirnya dengan bersepeda saya pergi ke ibu penjual sayur yang menjajakan dagangannya menggunakan kol. Eh mobil pick up. Ibu penjual sayur itu bernama Bu Ram (jangan disambung nulisnya). Bu Ram yang sudah hafal kebiasaan saya membeli buah pepaya langsung memilihkan pepaya yang masak dan tidak bau. Itu hal yang paling penting, saya tidak mau makan pepaya yang baunya seperti pup. “Sama apa lagi, Dek?”, tanyanya. Pandangan saya mencari-cari bahan masakan yang mudah dan cepat jika dimasak. Akhirnya saya memilih satu plastik telur puyuh (isinya 10, harganya Rp 3500,00) dan 3 buah tomat merah segar berukuran sedang seharga Rp 1000,00 saja. Berikut bahan dan langkah-langkah memasaknya:

BAHAN:
10 Telur puyuh yang sudah di rebus dan dibuang kulitnya
1 buah bawang merah, iris kecil
1 buah bawang putih, digeprek
1 sdm minyak goreng
½ sdt garam
Kecap sesuai selera
2 buah tomat segar ukuran sedang, potong kecil
¼ sdt lada atau merica bubuk
Air secukupnya

CARA MEMASAK:
          - Panaskan minyak goreng, lalu masukkan bawang merah dan bawang putih, tumis sampai harum
          - Masukkan telur puyuh
          - Masukkan air, lalu beri garam dan merica bubuk
          - Tuangkan kecap sesuai selera
          - Tunggu sampai mendidih dan bumbu masuk pada telur
          - Masukkan potongan tomat, aduk sebentar, dan matikan api.

Bagi yang suka tomat seperti saya, boleh memasukkan lebih banyak tomat. Akan semakin segar rasanya. Selamat mencoba!

0 komentar:

ORAK-ARIK MAKARONI TELUR

08.31 Elizabeth Grace S. 1 Comments


Mumpung hari Minggu dan punya waktu senggang, saya kepikiran untuk coba-coba memasak lagi. Cooking experiment kali ini saya ingin memasak orak-arik makaroni telur, resepnya saya dapatkan di sini. Bahan-bahannya sangat mudah di dapat kok, antara lain:
-makaroni 50 gram
-telur 1 butir
-bawang bombay yang diiris cincang kecil-kecil
-garam
-lada atau merica bubuk
-blueband 2 sendok makan

Cara memasak:
1. rebus makaroni sampai matang (kata ibu ciri makaroni yang sudah matang yaitu bentuknya menjadi lebih besar dan mengembang), tiriskan
2. masukkan blueband dan telur lalu diaduk-aduk, setelah itu masukkan bawang bombay cincang
3. masukkan makaroni dan tambahkan garam serta lada/merica bubuk secukupnya

Adik saya paling semangat kalau disuruh mencicipi masakan saya, entah enak ataupun tidak :D Untungnya masakan saya kali ini tidak mendapat kritikan dari ibu maupun adik. Dan lagi-lagi adik menghabiskan  masakan saya, hihi. Senang!

Happy cooking! ^^


1 komentar:

[Buku] TRAVEL YOUNG

09.18 Elizabeth Grace S. 0 Comments


 
Be Courageous  * Take Risks * Speak Out
Make Choices * Grow up * Enjoy Your Life

 

“Aku takut ketinggian,” tandas saya singkat. Mendengar hal itu, teman yang duduk di sebelah saya menawarkan untuk bertukar tempat, tapi saya menolak.
Bagaimana saya bisa pergi keliling dunia kalau bepergian dengan pesawat saja, membuat saya ketakutan setengah mati?
Segera, pesawat pun perlahan-lahan melewati landas pacu, sedikit menukik ke atas, dan… I swear it was the scariest moments in my life!
# # #
Menjejaki kedewasaan ibarat melakukan sebuah perjalanan. Semakin jauh melangkah, akan sering kita temukan tantangan baru. Dan melakukan perjalanan sejak dini berarti menemukan banyak pelajaran yang akan menempa diri kita menjadi sosok yang lebih dewasa.
Alanda Kariza berbagi kisah perjalanan yang mendewasakan dirinya saat ke New York, Vatikan, London, Doha, Pittsburgh, dan tempat menarik lainnya. Banyak hal yang bisa jadi pelajaran menarik, seperti keluar dari zona nyaman, berani mengambil keputusan, percaya diri, dan bisa menyikapi suatu masalah tanpa keluhan.
Baginya, traveling is about discovering yourself and also your flaws. Jadi, siapkan destinasi impianmu, tangkap setiap momen yang ada…dan bertualanglah! Temukan jawaban tentang kedewasaanmu.


Judul                            : Travel Young
Penulis                         : Alanda Kariza
Penerbit                       : GagasMedia
Desainer Sampul          : Dwi Anisa Anindhika
Tebal                           : 190 halaman
ISBN                            : 979-780-777-0
Cetakan Pertama          : 2014
Harga                           : Rp 40.000, 00
   
Melakukan perjalanan bukan hal yang asing lagi dalam hidup kita. Jauh-dekat. Lama-singkat. Dalam kota-antar kota. Antar daerah-antar provinsi. Dalam negeri-luar negeri. Sendirian-bersama pasangan-maupun beramai-ramai. Semua tentu memiliki ceritanya tersendiri. Dalam buku ini Alanda Kariza berkisah mengenai perjalanan yang ia lalui ke berbagai negara, bagaimana dirinya berusaha untuk dewasa, percaya dan bisa mengandalkan diri sendiri, serta berpikir positif. Alanda juga menyisipkan kisah anak-anak Indonesia yang sudah meraih sukses di usia muda. Bagi saya, apa yang ia tulis bukan sekedar berbicara tentang bagaimana suatu perjalanan dapat mendewasakan diri seseorang tetapi juga mengingatkan kita untuk selalu bersyukur. Bersyukur dengan apa yang kita miliki, bersyukur dengan kemampuan kita, bersyukur untuk orang-orang yang ditemui saat melakukan perjalanan, bersyukur untuk setiap waktu dan setiap hal baru yang ditemui, bersyukur untuk berbagai keindahan yang dapat dinikmati. Bagian favorit saya yaitu cerita saat Alanda menghadiri suatu pertemuan di Vatikan. Ketika itu semua orang yang hadir tiba-tiba serempak tertawa saat dirinya berpidato. Apa yang ia lakukan? Ikut tertawa! Ia tetap mencoba berpikir positif dan menghilangkan rasa cemasnya. Ia menganggap berani ikut menertawakan diri sendiri merupakan salah satu kualitas untuk menjadi dewasa. Bagian favorit saya yang lain yaitu saat Alanda bertemu pasangan kakek-nenek di Colline du Château, Nice. Kadang orang asing yang kita temui dimanapun membawa kisah dan pelajaran tersendiri untuk kita. Kelebihan lain yang saya suka di buku ini yaitu Alanda menuliskannya dengan bahasa baku yang baik namun tetap ringan dibaca.

“Find the courage to fight for your dreams”- Alanda Kariza.

0 komentar:

KUE CUBIT

07.54 Elizabeth Grace S. 0 Comments


Sudah pernah makan kue cubit? Jujur, saya belum pernah.



Beberapa waktu yang lalu saya melihat beberapa aktris meng-upload berbagai varian kue cubit di akun instagram mereka. Saya kemudian berpikir untuk membuat kue cubit sendiri walaupun saya belum pernah membuat kue apapun sendiri selama ini. Langkah pertama yang saya lakukan yaitu mencari resep kue cubit di Google. Setelah saya baca, ternyata bahan dan cara pembuatannya tidak begitu sulit. Resep kue cubit ini saya dapatkan disini.

Alat:
-cetakan kue (saya membelinya di Toko Progo Yogyakarta, harganya sekitar 15 ribu)
-mixer
-wadah untuk mencampur adonan
-sendok

Bahan:
-100 gram tepung terigu
-3 butir telur
-100 gram gula pasir
-100 gram mentega yang dilelehkan
-1/4 sdt vanili bubuk
-1/4 sdt soda kue
-1/2 sdt baking powder
-meses atau keju sesuai selera

Cara pembuatan:
-siapkan wadah lalu masukkan 3 butir telur dan 100 gram gula pasir. Kocok terus hingga mengembang.
-masukkan tepung terigu dan aduk perlahan sampai rata
-masukkan mentega yang sudah dilelehkan, aduk.
-masukkan vanili, soda kue, dan baking powder sesuai takaran lalu aduk lagi hingga merata.
-oleskan mentega terlebih dahulu di tempat pencetak kue agar tidak lengket dan susah diambil.
-masukkan adonan pada tempat pencetak kue, gunakan api kecil agar tidak gosong.
-taburkan meses atau keju setelah kue terlihat mengembang dan matang



Sebagai pemula tentu saya mengalami kesulitan dan melupakan hal-hal kecil yang seharusnya dipersiapkan, seperti lupa membeli kuas untuk mengoleskan mentega di tempat pencetak kue sehingga saya mengoleskannya dengan sendok kecil :p bagian bawah kue cubit pun juga gosong-gosong sedikit :p
Walaupun rasanya belum seenak yang biasanya dijual di pasaran, saya tetap senang karena si adik langsung melahap 8 buah kue cubit sekaligus! :D

0 komentar: