[Buku]: Pondok Baca Kembali ke Semarang Oleh Nh. Dini

08.28 Elizabeth Grace S. 0 Comments

Tahun 1980 Dini kembali ke Tanah Air.
Setelah beberapa tahun mondar-mandir antara Jakarta dan Semarang, pada tahun 1985 Dini menetap di kota asalnya, pulang ke Kampung Sekayu. Di sana dia mendirikan taman bacaan yang dinamakan Pondok Baca Nh. Dini atau disingkat PB, dilayankan kepada para pra-remaja dan remaja sekitar. Berkat bantuan teman-teman dan saudara-saudaranya, usaha nirlaba tersebut berjalan lancar. Di sela-sela mengawasi anggota PB yang membaca dan mengerjakan Latihan-Latihan Bahasa, Dini meneruskan kegiatannya menulis novel dan cerita pendek.Namun kehidupan tidak semulus yang dia harapkan. Banjir dan tanah longsor sempat nyaris mematahkan semangat hidupnya. Gangguan bencana alam tersebut memaksa Dini pindah tempat tinggal hingga 3 kali: dari Kampung Sekayu ke Griya Pandana Merdeka di Ngalian, lalu mengungsi kembali ke Sekayu, kemudian ke Perumahan Beringin Indah di Ngalian juga. Dia mampu menyandang pengalaman tersebut sebagian besar berkat bantuan Kedutaan Besar Selandia Baru dan lingkungan dekatnya, ialah saudara-saudaranya dan para anggota Rotary Club Semarang Kunthi. Dini menjadi anggota perkumpulan bergengsi itu sejak masa tinggalnya di Kampung Sekayu.Berkat kegiatannya sebagai pengelola Pondok Baca, Dini dihubungi oleh Plan International, sebuah organisasi yang mengatur perkenalan antara pasangan suami-istri di seluruh dunia dan dan anak asuh di negara-negara yang sedang berkembang. Plan International di Kupang Timur menawarkan kerja sama kepada Dini.Semua tampak nyaman, segalanya terasa seakan-akan berlangsung damai seterusnya. Namun selalu terjadi perubahan-perubahan dalam kehidupan manusia.Menjelang tahun 1998, Dini juga terkena imbas perubahan itu. Era yang disebut Reformasi melanda diri dan lingkungannya ....


Judul                     : Pondok Baca Kembali ke Semarang
Penulis                  : Nh. Dini
Penerbit                : PT Gramedia Pustaka Utama
Desain Sampul      : Mulyono
Perwajahan Isi      : Sukoco
Tebal                    : 256
ISBN                   : 978-979-22-6635-1
Cetakan Pertama  : Februari 2011
Harga                   : Rp 45.000, 00

Seperti buku Seri Cerita Kenangan lain yang sudah terlebih dahulu ditulisnya, kali ini Bu Dini menceritakan tentang kehidupannya sekembalinya dari luar negeri. Setelah pulang dari Prancis, Bu Dini memapankan dirinya untuk kembali tinggal di rumah peninggalan orangtuanya di Kampung Sekayu. Bu Dini menempati bagian belakang rumah itu yang sebelumnya telah direnovasi menurut keinginan beliau. Dari situlah juga awal mula Pondok Baca berdiri. Namun karena beberapa hal yang membuatnya tak lagi nyaman tinggal disitu, beliau memutuskan pindah dan membangun rumah di Griya Pandana Merdeka dengan membawa serta Pondok Bacanya. Bu Dini kembali merasa nyaman dan senang tinggal di rumah barunya itu, apalagi pemandangan Laut Jawa juga tersuguh langsung dari rumahnya. Berbagai kegiatan selain menulis tetap beliau jalankan, salah satunya bergabung bersama Rotary Club Semarang Kunthi dan mengisi acara-acara sebagai pembicara. Cobaan seakan belum berhenti menguntit beliau. Cuaca buruk di Semarang mengakibatkan tanah longsor dan banjir, rumah yang ditinggali Bu Dini pun menjadi salah satu korbannya. Untungnya masih banyak barang yang dapat diselamatkan, dan untuk sementara beliau tinggal kembali di Kampung Sekayu. Dengan berbagai kemurahan hati para sahabat dan relasi, Bu Dini dapat membangun rumah dan Pondok Baca lagi di tempat yang berbeda yaitu di Beringin Indah. Perjumpaannya dengan anak-anaknya, Lintang dan Padang, semakin membuat kekayaan batinnya menumpuk. Era reformasi juga berimbas pada kondisi keuangannya namun beliau tetap dapat bertahan hidup, bahkan mampu menampung beberapa mahasiswa yang kesulitan pulang ke daerah asalnya karena keganasan dan kekacauan situasi saat itu. Setiap kisah hidup beliau mempunyai makna dan pelajaran tersendiri bagi saya. Saya mengenal karya-karya Nh. Dini semenjak duduk di bangku SMP. Dari situlah saya menjadi salah satu penggemar berat beliau. Ada satu keinginan untuk bertemu langsung dengan beliau, dan semoga impian itu dapat segera terwujud ;)
Ohya, beberapa kesalahan ketik juga saya temukan, diataranya: 

Hlm. 9: Ketka aku masih tinggal… seharusnya Ketika aku masih tinggal…

Hlm. 131: Baca seri cerita kenangan: Langit dan Buni Sahabat Kami seharusnya Langit dan Bumi Sahabat Kami

Hlm. 141: …tempat anakkku tinggal.. seharusnya ...tempat anakku tinggal...

Hlm. 249: …membeli sebanyak mungkin. buah-buah lerak yang bisa dia temukan. seharusnya …membeli sebanyak mungkin buah-buah lerak yang bisa dia temukan.

You Might Also Like

0 komentar: