ORAK-ARIK MAKARONI TELUR

08.31 Elizabeth Grace S. 1 Comments


Mumpung hari Minggu dan punya waktu senggang, saya kepikiran untuk coba-coba memasak lagi. Cooking experiment kali ini saya ingin memasak orak-arik makaroni telur, resepnya saya dapatkan di sini. Bahan-bahannya sangat mudah di dapat kok, antara lain:
-makaroni 50 gram
-telur 1 butir
-bawang bombay yang diiris cincang kecil-kecil
-garam
-lada atau merica bubuk
-blueband 2 sendok makan

Cara memasak:
1. rebus makaroni sampai matang (kata ibu ciri makaroni yang sudah matang yaitu bentuknya menjadi lebih besar dan mengembang), tiriskan
2. masukkan blueband dan telur lalu diaduk-aduk, setelah itu masukkan bawang bombay cincang
3. masukkan makaroni dan tambahkan garam serta lada/merica bubuk secukupnya

Adik saya paling semangat kalau disuruh mencicipi masakan saya, entah enak ataupun tidak :D Untungnya masakan saya kali ini tidak mendapat kritikan dari ibu maupun adik. Dan lagi-lagi adik menghabiskan  masakan saya, hihi. Senang!

Happy cooking! ^^


1 komentar:

[Buku] TRAVEL YOUNG

09.18 Elizabeth Grace S. 0 Comments


 
Be Courageous  * Take Risks * Speak Out
Make Choices * Grow up * Enjoy Your Life

 

“Aku takut ketinggian,” tandas saya singkat. Mendengar hal itu, teman yang duduk di sebelah saya menawarkan untuk bertukar tempat, tapi saya menolak.
Bagaimana saya bisa pergi keliling dunia kalau bepergian dengan pesawat saja, membuat saya ketakutan setengah mati?
Segera, pesawat pun perlahan-lahan melewati landas pacu, sedikit menukik ke atas, dan… I swear it was the scariest moments in my life!
# # #
Menjejaki kedewasaan ibarat melakukan sebuah perjalanan. Semakin jauh melangkah, akan sering kita temukan tantangan baru. Dan melakukan perjalanan sejak dini berarti menemukan banyak pelajaran yang akan menempa diri kita menjadi sosok yang lebih dewasa.
Alanda Kariza berbagi kisah perjalanan yang mendewasakan dirinya saat ke New York, Vatikan, London, Doha, Pittsburgh, dan tempat menarik lainnya. Banyak hal yang bisa jadi pelajaran menarik, seperti keluar dari zona nyaman, berani mengambil keputusan, percaya diri, dan bisa menyikapi suatu masalah tanpa keluhan.
Baginya, traveling is about discovering yourself and also your flaws. Jadi, siapkan destinasi impianmu, tangkap setiap momen yang ada…dan bertualanglah! Temukan jawaban tentang kedewasaanmu.


Judul                            : Travel Young
Penulis                         : Alanda Kariza
Penerbit                       : GagasMedia
Desainer Sampul          : Dwi Anisa Anindhika
Tebal                           : 190 halaman
ISBN                            : 979-780-777-0
Cetakan Pertama          : 2014
Harga                           : Rp 40.000, 00
   
Melakukan perjalanan bukan hal yang asing lagi dalam hidup kita. Jauh-dekat. Lama-singkat. Dalam kota-antar kota. Antar daerah-antar provinsi. Dalam negeri-luar negeri. Sendirian-bersama pasangan-maupun beramai-ramai. Semua tentu memiliki ceritanya tersendiri. Dalam buku ini Alanda Kariza berkisah mengenai perjalanan yang ia lalui ke berbagai negara, bagaimana dirinya berusaha untuk dewasa, percaya dan bisa mengandalkan diri sendiri, serta berpikir positif. Alanda juga menyisipkan kisah anak-anak Indonesia yang sudah meraih sukses di usia muda. Bagi saya, apa yang ia tulis bukan sekedar berbicara tentang bagaimana suatu perjalanan dapat mendewasakan diri seseorang tetapi juga mengingatkan kita untuk selalu bersyukur. Bersyukur dengan apa yang kita miliki, bersyukur dengan kemampuan kita, bersyukur untuk orang-orang yang ditemui saat melakukan perjalanan, bersyukur untuk setiap waktu dan setiap hal baru yang ditemui, bersyukur untuk berbagai keindahan yang dapat dinikmati. Bagian favorit saya yaitu cerita saat Alanda menghadiri suatu pertemuan di Vatikan. Ketika itu semua orang yang hadir tiba-tiba serempak tertawa saat dirinya berpidato. Apa yang ia lakukan? Ikut tertawa! Ia tetap mencoba berpikir positif dan menghilangkan rasa cemasnya. Ia menganggap berani ikut menertawakan diri sendiri merupakan salah satu kualitas untuk menjadi dewasa. Bagian favorit saya yang lain yaitu saat Alanda bertemu pasangan kakek-nenek di Colline du Château, Nice. Kadang orang asing yang kita temui dimanapun membawa kisah dan pelajaran tersendiri untuk kita. Kelebihan lain yang saya suka di buku ini yaitu Alanda menuliskannya dengan bahasa baku yang baik namun tetap ringan dibaca.

“Find the courage to fight for your dreams”- Alanda Kariza.

0 komentar:

KUE CUBIT

07.54 Elizabeth Grace S. 0 Comments


Sudah pernah makan kue cubit? Jujur, saya belum pernah.



Beberapa waktu yang lalu saya melihat beberapa aktris meng-upload berbagai varian kue cubit di akun instagram mereka. Saya kemudian berpikir untuk membuat kue cubit sendiri walaupun saya belum pernah membuat kue apapun sendiri selama ini. Langkah pertama yang saya lakukan yaitu mencari resep kue cubit di Google. Setelah saya baca, ternyata bahan dan cara pembuatannya tidak begitu sulit. Resep kue cubit ini saya dapatkan disini.

Alat:
-cetakan kue (saya membelinya di Toko Progo Yogyakarta, harganya sekitar 15 ribu)
-mixer
-wadah untuk mencampur adonan
-sendok

Bahan:
-100 gram tepung terigu
-3 butir telur
-100 gram gula pasir
-100 gram mentega yang dilelehkan
-1/4 sdt vanili bubuk
-1/4 sdt soda kue
-1/2 sdt baking powder
-meses atau keju sesuai selera

Cara pembuatan:
-siapkan wadah lalu masukkan 3 butir telur dan 100 gram gula pasir. Kocok terus hingga mengembang.
-masukkan tepung terigu dan aduk perlahan sampai rata
-masukkan mentega yang sudah dilelehkan, aduk.
-masukkan vanili, soda kue, dan baking powder sesuai takaran lalu aduk lagi hingga merata.
-oleskan mentega terlebih dahulu di tempat pencetak kue agar tidak lengket dan susah diambil.
-masukkan adonan pada tempat pencetak kue, gunakan api kecil agar tidak gosong.
-taburkan meses atau keju setelah kue terlihat mengembang dan matang



Sebagai pemula tentu saya mengalami kesulitan dan melupakan hal-hal kecil yang seharusnya dipersiapkan, seperti lupa membeli kuas untuk mengoleskan mentega di tempat pencetak kue sehingga saya mengoleskannya dengan sendok kecil :p bagian bawah kue cubit pun juga gosong-gosong sedikit :p
Walaupun rasanya belum seenak yang biasanya dijual di pasaran, saya tetap senang karena si adik langsung melahap 8 buah kue cubit sekaligus! :D

0 komentar: